Postingan

Equivalence in Translation

Equivalence is the important thing that must be achieved in translation process, a translation product can be said successfully if the readers or listeners of that translation product do not know that they are reading or listening of translation product that means responds of the readers or listeners when they read and listen the source text is same when they read or listen the translation product. Equivalence can be said to be the central issue in translation. The thing that is found out of translator is the equivalence meaning from source language (SL) to target language (TL). The concept of equivalence nevertheless broadened out when the American Bible theorist and translator Eugene Nida (1964) recognized the polarities ‘dynamic equivalence’ (same function) and ‘formal equivalence’ (same form, probably with a different function). There were thus different kinds of equivalence that could be established, independently of whatever was considered ‘natural’ before the translator ente

MENJADI MC NGAJI

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Bissmillahirahmanirrahim Alhamdulillah hirabbil alamin. Wassholatu wassalamu a’la asyrofil mursaliin wa a’la aalihi wa shohbihi ajmaiin. Amma ba’du. Yang saya hormati Sohibul Bait…. Yang saya hormati ibu….(Hj. …) dan (Hj. …) Serta ibu-ibu jamaah pengajian malam Jum’at yang dimuliakan oleh allah SWT. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang berbahagia ini. Sholawat serta salam semoga Allah limpahkan kepada pemimpin kita dunia dan akhirat Baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, umatnya yang Insya Allah kitapun akan mendapat syafaatnya di hari kelak nanti. Amin. Ibu-ibu jamaah yang saya hormati. Perkenankanlah saya untukmembacakan acara pada malam hari ini: 1.        Pembukaan dengan membaca surat Al-Fatihah. 2.        Pembacaan surat Yasin, tahlil dan ta

ANALYSIS OF TRANSLATION

Translation and Analysis It was as if the world stood still to witness the joining of two souls. Seakan-akan dunia berhenti berputar menyaksikan bersatunya dua jiwa. Analysis: The expletive it in the source text is not translated as the structure in English and Indonesian is different. The gerund joining is translated into bersatunya. The two words stood still are translated into one word berhenti. Translation Strategies: 1.       Pragmatic strategy: Naturalizing For example, the expletive it is not translated as the natural Indonesian sentence does not need a subject between quotation mark. 2.       Syntactic strategy: Changing a word class For example, the gerund joining is translated into a noun. 3.       Pragmatic strategy: omitting information Namely, from two words into one word are too few words. Translation theories: 1.       Naturalizing Larson (1984) stated: “ Idiomatic translations use the natural forms of the receptor language, both in

NOMINA MAJEMUK

Nomina majemuk dapat dibagi berdasarkan: a.        Bentuk Morfologis, nomina pada bentuk ini terdiri atas: 1.       Nomina Majemuk Dasar adalah nomina majemuk yang komponennya terdiri dari kata dasar. Contoh: Suami istri                         peran serta                   suka duka Anak cucu                         wajib pajak                  tertib hukum Ganti rugi                          unjuk rasa                    tata tertib 2.       Nomina Majemuk Berafiks adalah nomina majemuk yang salah satu atau kedua komponennya mempuyai afiks. Contoh: Sekolah menengah            orang terpelajar                       kakak beradik Pedagang eceran               penyakit menular                     pekerjaan sambilan 3.       Nomina Majemuk dari Bentuk Bebas dan Bentuk Terikat Nomina majemuk tipe ini terdiri dari dua unsure, yaitu unsur terikat, yakni unsur yang tidak dapat berdiri sendiri. Nomina ini dituliskan menjadi satu kata. Contoh: Pascasarjana          

VERBA MAJEMUK

Verba majemuk adalah verba yang terbentuk melalui proses penggabungan satu kata dengan kata yang lain. Dalam verba majemuk, penjejeran dua kata atau lebih itu menumbuhkan makna yang secara langsung masih bisa ditelusuri dari makna masing-masing kata yang tergabung. Idiom juga merupakan perpaduan dua kata atau lebih, tetapi makna dari makna-makna masing-masing kata yang tergabung. Kata naik misalnya, dapat dipadukan dengan kata darah sehingga menjadi naik darah. Kalau dipakai formula untuk membedakan idiom dengan verba majemuk, maka perbedaan itu adalah: Idiom : A + B menimbulkan makna C Verba majemuk : A + B menimbulkan makna AB Salah satu ciri lain dari verba majemuk adalah ahwa urutan komponennya seolah-olah telah menjadi satu sehingga tidak dapat dipertukarkan tempatnya. Karena keeratan hubungannya verba majemuk juga tidak dapat dipisahkan oleh kata lain. Bentuk *temu wicara, *siap guna tempur, dan *tatap dengan muka. Verba majemuk juga dibedakan dari idiom panjang-pendekn

ARTIKULA

Artikula adalah kata tugas yang membatasi makna nomina. Dalam bahasa Indonesia ada kelompok artikula: Artikula yang Bersifat Gelar  a. sang :  untuk manusia dan benda unik dengan maksud untuk meninggikan martabat; kadang-kadang juga dipakai untuk gurauan dan sindiran; b. sri    : untuk manusia yang memiliki martabat tinggi dalam keagamaan atau kerajaan; c. hang : untuk laki-laki yang dihormati  dan pemakaiannya terbatas pada nama tokoh dalam cerita sastra lama. d. dang :  untuk wanita yang dihormati dan pemakaiannya terbatas pada nama tokoh dalam cerita sastra lama. Berikut ini adalah contoh pemakaian artikula di atas. a. Sang juara, Ellyas Pical, dapat merobohkan petinju Australia. b. Sang Merah Putih berkibar dengan jaya di seluruh tanah air.c. Sang suami mengapa tidak ikut? d. Karena pertanyaan siswa tadi sang guru menjadi marah. e. Baru-baru ini Sri Paus berkunjung ke Australia. g. Segera Hang Tuah pergi merantau. h. Dang Merdu adalah tokoh terkenal dala

EXAMPLES OF TRANSLATION PRINCIPLES

Based on Allan Duff, the principles of translation must be following these: 1.       Meaning:  the translation should reflect the meaning accurately. For example: I'd never given much thought to how I would die — though I'd had reason enough in the last few months— but even if I had, I would not have imagined it like this. Aku tidak pernah terlalu memikirkan bagaimana aku akan mati, meskipun aku punya cukup alasan  beberapa bulan terakhir ini, tapi kalaupun memiliki alasan, aku tak pernah membayangkan akan seperti ini. (Source: Twilight and its translation) I stared without breathing across the long room, into the dark eyes of the hunter, and he looked pleasantly back at me. Aku menatap ruangan panjang itu tanpa bernafas, ke dalam mata gelap sang pemburu, dan ia balas menatapku senang. 2.       Form: The words order should match the original as closely as possible. Example: She hugged me tightly for a minute, and then I got on the plane, and she was go